Quantcast
Channel: My Verandah
Viewing all articles
Browse latest Browse all 692

Cerita Fitry Ikut Pawai Sambut Ramadhan

$
0
0

Memperingati Hari Pendidikan Nasional di Kota Tanjungpinang ada sejumlah kegiatan, salah satunya pawai murid TK. Biasanya pawai yang diikuti seluruh TK se Kota Tanjungpinang itu akan menampilkan berbagai atraksi murid TK, seperti pawai baju adat nusantara, pakaian profesi, sepeda hias dan drumband.

Kemarin itu dijadwalkan tanggal 6 Mei 2018, namun akhirnya maju hari Sabtu 5 Mei dan itu bentrok dengan wisuda di TK Fitry. Pihak sekolah meminta pendapat orang tua apakah tetap ikut atau tidak.  Sebagian besar orang tua memilih tidak ikut ambil bagian dalam pawai itu, dengan pertimbangan kasihan pada anak yang harus beraktifitas sepanjang hari dari pagi hingga sore.

Saya juga termasuk yang menolak ikut pawai tingkat kota, karena membayangkan saja sudah capek. Pagi sampe siang acara wisuda dan jam 2 siang sampai sore lanjut pawai. Duh…saya tidak sanggup ! Bisa teler saya dengan Fitry kecapekan hehehe

Alhamdulillah sekolah mengamini dengan sepakat tidak ikut ambil bagian di acara pawai tingkat kota. Ada sejumlah orang tua yang sepertinya kecewa karena berharap anak mereka yang sudah latihan drumband ternyata tidak jadi tampil. Tapi ternyata ada kabar baik, jika yayasan sekolah Fitry akan ambil bagian di acara Pawai Sambut Ramadhan Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT)  pada Senin, 14 Mei 2018.

Pawai JSIT ini memang rutin dilakukan menjelang ramadhan. Jadi orang tua yang semula kecewa akhirnya bisa tersenyum. Saya sendiri mulai mikir baju apa yang cocok untuk Fitry saat pawai nanti ? Gurunya memang menyarankan memakai baju profesi dan bisa disewa di sekolah. Namun ternyata tidak cukup dan sejumlah anak menggunakan baju pakaian adat nusantara.

Mengingat Fitry bertubuh mungil seperti saya, jadilah saya memutuskan menyewa baju adat nusantara  di luar sekolah. Gurunya mengizinkan dan saya juga senang karena bisa memilih pakaian yang pas dengan ukuran badan Fitry. Bukan tidak percaya dengan pilihan gurunya, namun saya ingin anak saya tampil cantik dengan pakaian yang pas di tubuhnya dan makeup yang cantik hehehe. Jiwa mamah muda yang ingin terbaik untuk anaknya tidak bisa dibohongi.

Akhirnya saya mendapatkan baju adat Melayu berwarna ungu. Kebetulan sekali Fitry sedang demennya dengan warna unggu. Ukurannya juga pas dengan tubuhnya. Untuk hiasan kepalanya adalah sunting melayu.

Mengingat Pawai Ramadhan ini berlangsung pagi  dan pukul 07.30 WIB harus sudah berada di lokasi, saya sudah mewanti-wanti untuk bangun lebih pagi. Karena proses makeup dan berpakaian kurang lebih 30-45 menit . Fitry yang sudah tak sabar untuk berpakaian Melayu dan disunting semangat mengiyakan.

Hari H pun datang. Ternyata Fitry tidak bangun sesuai jam yang saya tetapkan. Ia baru bangun jam 6. Setelah mandi, saya langsung bawa ke tempat sewa pakaian. Ternyata di sana sudah ada seorang temannya yang sedang dimakeup. Kami menunggu sambil mengobrol ngalor ngidul dan Fitry tampak tidak sabaran untuk ikut dimakeup.

Jam 7 giliran Fitry dimakeup. Mungkin karena baru pertamakali dimakeup tebal ia agak gimana gitu ketika wajahnya dikasi bedak padat dan alis dll. Namun, tante yang merias wajahnya pandai mengambil hatinya dan saya juga memujinya sehingga ia bisa nyaman.

Pukul 07.30 wib, ada telepon dari salah seorang wali murid jika acara akan dimulai. Fitry masih dipasangi pakaian dan sunting. Tapi saya tetap santai, karena tahu acara akan dimulai jam 8 teng. Setelah selesai berpakaian dan sunting, Fitry difoto oleh tante itu. Kebetulan di sana juga studio foto dan memang ada bonus foto gratis bagi yang menyewa pakaian dan dimakeup di sana.

Saya juga mengabadikan Fitry dengan smartphone supaya bisa diposting di sosmed hehehe. Dan akhirnya kami menuju lokasi acara yang berjarak sekitar 10 menit. Sesampai di sana sudah ramai dan sedang berlangsung acara persiapan pelepasan pawai. Saya memasukan Fitry dalam barisan kelasnya.

Sekitar 10 menit kemudian, pawaipun di lepas diawali dengan rombongan drum band. Rombongan sekolah Fitry menyusul di belakang dan sekolah lainnya yang berada dalam JSIT. Lumayan rame juga yang ikut namun tidak seramai pawai tingkat kota.

Saya mensyukuri kondisi seperti ini, karena anak-anak yang ikut tidak capek sebab rute pawai sangat dekat dan tidak banyak peserta yang memakan banyak waktu. Namun saya tidak bisa mengiringi Fitry berjalan hingga sekolahnya, karena ada pekerjaan lain dari bigboss untuk persiapan acara yang tidak bisa ditunda.  Untung ayahnya bisa menunggunya dan tugas mengurus Fitry saya serahkan ke ayahnya serta yang paling penting dia enjoy alias tidak ada drama merajuk hehehe

Ada yang anaknya ikut acaras sekolah ? share donk gimana persiapan dan rempong rempong bergembiranya.




Viewing all articles
Browse latest Browse all 692