Quantcast
Channel: My Verandah
Viewing all articles
Browse latest Browse all 692

Semangat Mengaji dan Hadiah Alquran

$
0
0

Waktu kecil saya mengaji atau belajar Juz Amma dan Alquran di MDA milik paman yang berada dekat rumah. MDA Muhajirin begitu namanya, mirip sekolah non formal ada seragam dan kelasnya. Jam belajar di MDA di mulai pukul 3 siang sampai jam lima sore.

Kelasnya dimulai dari kelas satu, dua dan tiga. Kelas satu untuk anak-anak yang belum sekolah menggunakan juz amma paling dasar, kelas dua untuk belajar Alquran besar dan kelas tiga untuk anak yang sudah khatam dan mendalami ilmu agama seperti arab melayu dan hadist.  

Tidak hanya mengaji, di sini kami juga diajarkan tentang bacaan sholat dan hafalan ayat-ayat pendek serta doa sehari-hari. Bisa dikatakan masa kecil saya adalah sekolah, mengaji dan bermain.

Oh ya belajar Juz Amma atau disebut juga dengan metode Al Baghdadiyah berupa belajar mulai dari makhraj atau alif-alifan. Jadi kita benar-benar harus tahu pelafalan huruf yang benar. Ayo yang lahir di tahun 80an pasti tahu metode mengaji seperti ini sebelum metode Iqro yang mulai diterapkan di tahun 90an.

Saya selalu bersemangat mengaji karena saya termotivasi dengan hadiah Alquran dari ayah jika tamat Juz Amma sebelum tamat kelas enam SD. Ada rasa iri jika ada teman yang umurnya lebih kecil dari saya sudah naik ke Alquran.

Alhamdulillah kelas lima SD saya tamat Juz Amma dan ayah membelikan Alquran besar baru bewarna merah. Saya sangat senang karena mempunyai mushaf Alquran yang bagus adalah impian saya. Sebab di rumah dan di MDA mushafnya rata-rata sudah tua. Sehingga kurang nyaman membaca sebab hurufnya mulai memudar dan kurang jelas.

Alquran hadiah ayah itu saya perlakukan baik-baik dan saya dekap di dada saat pergi ke MDA. Saya sangat bangga bisa punya Alquran sendiri dan apalagi zaman itu masih sedikit anak yang mengaji bisa punya mushaf sendiri. Saya sangat menghargai hadiah ayah yang telah bersusah payah menyisihkan uang setiap hari agar bisa membelikan saya mushaf baru dengan rajin mengaji hingga khatam.

Zaman itu apalagi di kampung sangat jarang bahkan bisa dikatakan tidak ada kegiatan sosial dari pihak manapun. Generasi sekarang harusnya bersyukur karena banyak kegiatan sosial yang memberikan bantuan berupa wakaf Alquran, salah satunya yang diadakan oleh Sinar Mas.

Wakaf Alquran Untuk Negeri ini ternyata telah berlangsung sejak tahun 2008 dengan dukungan Asia Pulp & Paper Sinar Mas. Selama satu dekade itu sudah disalurkan 800 ribu mushaf Alquran. Tidak hanya itu tapi juga disalurkan 50.000 buku panduan membaca Alquran dan Juz Amma, juga 300 set Alquran Braille bagi tuna netra, baik melalui mitra, maupun pilar bisnis Sinar Mas yang tersebar di berbagai wilayah.

Wakaf Quran adalah komitmen Sinar Mas dalam mendukung langkah Pemerintah memperluas ketersediaan Alquran di masyarakat. Selain itu menjadi wahana bagi perusahaan tersebut guna mengamalkan nilai-nilai kebaikan, kepedulian, serta semangat saling berbagi dan silaturahim dengan sesama.

Mengawali bulan Ramadan tahun 2018, Sinar Mas kembali melakukan wakaf mushaf Alquran, yang kali ini didonasikan kepada Masjid Istiqlal. Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Saleh Husin selaku Managing Director Sinar Mas kepada Imam Besar Mesjid Istiqlal, KH Nasaruddin Umar. Tidak hanya itu Alquran juga dibagikan untuk masyarakat di Tanggerang Selatan.

Kertas Al Quran yang diwakafkan Sinar Mas ini juga menggunakan kertas premium khusus Sinar Tech atau yang lebih dikenal sebagai Quran Paper (QPP). Sehingga kualitas cetakannya mampu bertahan hingga 100 tahun dalam keadaan normal.

Produk kertas ini juga sudah memenuhi sertifikat halal dari MUI karena bahan baku dan proses produksinya telah memenuhi kaidah kehalalan. Sekitar 90 % dari produk ini diekspor ke negara-negara yang menjadi rujukan pusat-pusat percetakan Al Quran seluruh dunia, antara lain Arab Saudi, Turki, Iran, dan Kuwait. Saat ini APP Sinar Mas sudah memasok 60% kebutuhan kertas Al Quran di dunia sejak tahun lalu.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 692

Trending Articles