![]() |
Semoga selalu diberikan kesehatan dan keselamatan saat bepergian sendiri |
Tanggal 22 Maret 2018 lalu, saya melakukan perjalanan ke Bali. Diundang oleh Kementerian Pariwisata dalam rangka Rakornas Pariwisata. Pihak EO ternyata membelikan tiket via Batam-Surabaya-Bali. Padahal saya sudah menginformasikan sebelumnya jika saya minta tiket via Tanjungpinang-Jakarta-Bali. Ok, itu bukan masalah dan akhirnya saya melakukan perjalanan sendiri dari Tanjungpinang naik pesawat 30 menit ke Batam dan lanjut ke Surabaya.
Sebenarnya dari Provinsi Kepri ada teman saya, namun jadwal pesawatnya siang. Bagi saya tidak masalah bepergian sendirian, toh sejak belasan tahun lalu saya sudah sering melakukan perjalanan sendirian ke berbagai kota.
Perjalanan dari Batam ke Surabaya untuk transit mendapat kendala ketika sekitar 30 menit lebih terbang dari Bandara Hang Nadim Batam, pramugari mengumumkan jika ada penumpang sakit dan meminta penumpang lain yang berprofesi sebagai dokter atau tenaga medis lainnya bisa membantu memberikan pertolongan.
Saya tidak bisa melihat kondisi penumpang itu karena posisi kursi saya berada paling depan, 2 A. Selain itu pramugari memang melarang penumpang lain untuk beranjak dari kursi kecuali ke toilet. Sepertinya ada dokter di pesawat dan memberikan pertolongan dan si pasien diberikan oksigen.
Hal ini saya ketahui ketika penumpang yang duduk di sebelahnya pindah duduk ke kursi kosong di sebelah saya. Penumpang wanita itu menceritakan jika yang sakit adalah laki-laki yang udah tua dan berpegian didampingi istrinya.
Tak lama pramugari mengumumkan jika pesawat akan mendarat darurat di bandara terdekat, yakni di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, karena pasien harus mendapatkan perawatan intensif. Saya sendiri memaklumi karena bisa merasakan jika itu terjadi pada saya atau keluarga.
![]() |
Petugas medis, ambulans dan petugas bandara sudah menunggu pasien sakit |
Pesawat mendarat di Palembang dan ternyata sudah ditunggu oleh pihak medis, petugas bandara dan mobil ambulance. Saat proses evakuasi pasien itu, saya merenung jika hal itu terjadi pada saya yang bepergian sendiri.
Beragam pertanyaan muncul di benak saya.
·        Apa yang akan terjadi jika saya tiba-tiba sakit
·        Apa yang akan terjadi jika saya kehilangan kesadaran
·        Jika saya harus diturunkan di bandara lain untuk mendapatkan perawatan, siapa yang akan mendampingi saya
·        Bagaimana proses pihak maskapai akan menemukan keluarga atau orang terdekat saya untuk mengkonfirmasi kondisi saya.
Masih banyak pertanyaan lainnya dan yang paling membuat saya tersentak jika selama ini saya mengabaikan sejumlah hal yang ternyata dianggap remeh tapi penting. Hal tersebut antara lain :
·        Bawa buku saku kecil, yang berisi nomor kontak orang terdekat seperti keluarga atau kantor.
Hal ini akan membantu jika terjadi sesuatu pada kita, sehingga pihak yang menolong gampang menghubungi mereka.
Memang sih, kita ada KTP yang berisikan alamat, tapi dengan nomor kontak keluarga yang ada tentu akan lebih efektif.
Jangan berpikir mereka bisa menemukan keluarga kita via nomor kontak di Hp. Sebab nyaris semua orang mengunci smartphonenya.
·        Share lokasi atau membuat status di media sosial tentang nomor penerbangan dan tujuan kita. Jika tidak ingin dilihat banyak orang, cukup diseting untuk bisa dilihat keluarga dan teman dekat. Jika terjadi sesuatu mereka tahu jika kita berada di dalam pesawat tersebut.
·        Membawa persediaan obat yang terkait penyakit yang sering kambuh. Seperti saya penyakit asam lambung, maag dan saraf kejepit di kaki. Karena jika terjadi sesuatu seperti sakit, kita bisa meminumnya atau jika kita kehilangan kesadaran, obat-obat itu bisa jadi petunjuk terhadap riwayat penyakit yang kita derita.
Tentu saja yang paling penting adalah berdoa kepada Allah SWT semoga senantiasa diberikan kesehatan, kelancaran dan keselamatan saat pergi dan kembali ke rumah.
![]() |
Mungkin ada yang merasakan dan melakukan renungan seperti saya saat bepergian sendirian ? atau ada yang punya pengalaman saat melakukan perjalanan sendirian. Share donk.