Minggu lalu saya bersama keluarga dan 3 orang teman dari Generasi Pesona (Genpi) Tanjungpinang berkunjung ke Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Kota Tanjungpinang. Museum ini baru dibuka kembali pada awal Januari lalu, setelah direhab karena mengalami kerusakan pada bagian bubung atap.
Museum yang terletak di Jl. Ketapang ini berlokasi sangat strategis dan berjarak sekitar 1 Km dari Pelabuhan Sri Bintan Pura. Lokasinya bisa diakses dengan berjalan kaki atau naik angkot dari pelabuhan.
Sebenarnya saya dulu sudah pernah ke museum ini. Tapi karena ingin mengenalkan ke anak tentang museum dan ingin melihat kondisnya setelah direhab, akhirnya saya mengajak suami dan anak berkunjung ke sana.
Alhamdulillah, suami juga antusias bahkan ikut bergabung dengan teman teman saya. Biasanya dia sungkan bergabung dengan teman-teman saya hehehe.
Bangunan museum ini tidak banyak berubah, namun tampilannya lebih cerah karena di bagian depan didominasi warna putih dan orange sehingga terlihat mencolok. Selain itu di halaman ada tulisan warna mentereng I Love Museum dengan diaroma patung patung pahlawan dari Tanjungpinang.
Selain itu juga ada spot untuk foto foto selfi dan kids corner yang membuat museum bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak anak. Karena ada sejumlah alat alat permainan tradisional yang disediakan untuk anak anak bisa mengenal dan bermain.
Kami disambut oleh pemandu museum Bang Rambe. Ia mengajak kami berkeliling di awal di bagian dengan dengan melihat sejarah museum yang dipajang dalam bentuk pamlet yang dibingkai besar. Museum ini adalah bangunan bekas sekolah zaman Belanda yang kemudian menjadi SD Negeri dan dijadikan museum.
Kemudian kami diajak ke bagian dalam museum tepatnya bagian Tanjungpinang Bermula. Di sini ditampilkan display tentang sejarah Tanjungpinang dari masa ke masa, seperti dari masa kolonial dan Tamadun Melayu. Juga dipajang barang-barang yang digunakan pada masa itu seperti uang lama dalam bentuk logam dan kertas. Selain itu juga dipajang foto foto lama peristiwa di Kota Tanjungpinang serta foto foto walikota yang pernah memimpin kota ini.
Kemudian kami masuk ke bagian Khazanah Arsip yang menampilkan display besar silsilah Kesultanan Kerajaan Johor-Pahang-Riau-Lingga, peta kerajaan dan karya tulis yang masih utuh dalam lemari kaca. Selain itu juga dipajang tentang karya karya Pahlawan Nasional Raja Ali Haji serta sejarah hidupnya.
Selanjutnya kami dibawa ke bagian Khazah Budaya. Di ruangan ini kami melihat benda benda sejarah tentang adat istiadat, kerajinan, kesenian dan tradisi daerah seperti kain tenu, hiasan dinding,setrika tembaga dan sejumlah koleksi lainnya. Ada koleksi emas yang kata Bang Rame hanya dipajang pada moment tertentu atau tamu khusus. Hal ini mengingat meski sudah ada alarm dan cctv tapi tetap tetap diwaspadai .
Selanjutnya kami ke ruangan Bahari dan Keramik. Di sini memajang alat-alat tangkap tradisional yang digunakan masyarakat melayu, keramik yang ditemukan di sejumlah tempat serta foto foto tentang aktifitas suku laut.
Terakhir adalah di ruangan Alam Perkawinan Melayu. Di sana dipajang pakaian perkawinan adat melayu dengan beberapa model serta pelaminan dan hantaran.
Selanjutnya kami juga melihat kayu zaman belanda yang dulunya merupakan jadi bubung atap bangunan itu sebelum rubuh. Nampak kayunya sangat kokoh dan dipajang di bagian samping depan museum.
Terakhir kami mengunjungi Kids Corner yang terletak di bagian samping belakang. Ada karpet untuk duduk dan lemari penyimpanan alat permainan, seperti congklak, terompah panjang, gasing dll.
Fitry, anak saya sangat senang diajak ke sini. Setidaknya ia bisa mengenali sejumlah hal tentang sejarah Kota Tanjungpinang. Apalagi Kids Corner ia bisa main Terompah Panjang dan congklak.
Penasaran lebih lengkap tentang isi museum ini, simak di video berikut ini atau berkunjung langsung ke sana ya. Museum ini buka hari Selasa sampai Minggu, jadi hari senin libur. Jangan salah hari berkunjung ya :)