Umur Fitry sudah 5 tahun. Udah masukplaygroup dan makin pintar plus makin ceriwis. Sebagai anak tunggal, Fitry kadang iri melihat temannya sudah punya adik. Tak jarang ia menanyakan ke saya mengapa dia belum punya adik.
Awalnya saya suka menjawab asal " nanti bunda beli tepung, terus bikin adik bayinya,"
Jawaban seperti itu awalnya tak dikritisi oleh Fitry, tapi suatu hari ternyata dia sudah mengerti " Mana ada adek bayi dibuat dari tepung, bayi itu ada tulang, ada daging. Bunda salah,"protesnya. Saya hanya bisa minta maaf dengan alasan kurang tahu.
Ketika masih ditanya tentang kapan punya adik, biasanya saya jawab karena masih menunggu dikasi oleh Allah. Jika sudah dijawab begini pertanyaannya bukan berhenti tapi makin menjadi.
" Minta cepat ajalah bunda...Pipi sudah tak sabar ni ingin gendong adek bayi. Ayo bilangnya sama Allah supaya bunda dikasi cepat adiknya,"
Kalau saya jawab harus hamil dulu, perutnya harus besar dulu, eh saya malah disuruh makan banyak. " Ayoo bunda makan yang banyak supaya perutnya besar dan gendut,"
Tak jarang juga dimengelus-elus perut saya sambil berkata " adek...ayo cepat keluar...kakak tak sabar ingin main bersama,"
Kalau sudah begitu hanya bisa tersenyum terharu sambil berharap supaya segera hamil lagi.
Nah, suatu hari ketika saya ke swalayan, Fitry berteriak sambil menunjuk rak susu. Awalnya saya tidak ngeh. Ternyata dia menunjuk susu untuk ibu hamil.
" Bunda....ayo beli susu untuk bunda bunda itu. Nanti kalau bunda minum susu itu pasti hamil. Lihat itu fotonya bundanya sedang hamil. perutnya gendut," ujarnya heboh
Saya hanya tersenyum dan berjanji akan membeli susu itu jika nanti sudah hamil. Tapi tetap saja diprotesnya " sekarang saja bunda...diminum dulu susunya, pasti nanti gendut dan ada adek di dalamnya," protes Fitry.
Kadang sedih juga melihat Fitry yang sangat antusias untuk punya adik. Tapi, yang namanya kehamilan memang bisa direncanakan tapi yang menentukan Allah SWT juga. Untuk mendapatkan Fitry saja saya harus menunggu lima tahun. Tentu untuk mendapatkan adiknya saya harus kembali bersabar.
Menunggu kehamilan saat ini bagi saya tidak masalah apalagi ada kekhawatiran jika harus menyusui saat hamil, ya karena Fitry sudah umur 5 tahun. Saya masih ingat dulu ibu saya yang harus menyusui adik ke lima saya, sementara beliau sedang hamil adik bungsu saya.
Ada yang mitos dan ada yang melarang katanya tidak boleh menyusui saat hamil. Tapi, ibu saya tetap menyusui adik ke lima saya meski akhirnya berhenti ketika kehamilannya semakin besar dan adik saya terpaksa minum susu formula.
Sebenarnya boleh tidak menyusui saat hamil ? dr. Febriansyah Darus, SpOG Ahli Obstetri dan Ginekologi dalam reviewnya menuliskan, pada awal kehamilan puting ibu mungkin terasa sakit ketika menyusui. Hal ini dikarenakan adanya perubahan hormonal. Menyusui saat hamil bisa membuat rahim berkontraksi. Pasalnya, pada saat menyusui hormon oksitosin tetap diproduksi.
Hormon ini yang menyebabkan kontraksi di bagian payudara dan rahim ibu. Akan tetapi, kontraksi tersebut tidak berpengaruh secara signifikan bagi janin yang dikandung. Namun, bila rahim terasa nyeri lebih baik sang ibu menghentikan kegiatan menyusui.
Ciri lainnya dari terjadinya kehamilan selama masa menyusui adalah kondisi payudara yang melunak dan terasa tidak nyaman. Biasanya rasa sakitnya akan mereda dengan sendirinya. Untuk mengurangi rasa nyeri pada payudara, ibu bisa menggunakan krim payudara atau pelindung puting juga dapat menjadi mekanisme perlindungan yang baik dari rasa sakit saat hamil sambil menyusui.
Keuntungan dari menyusui kedua bayi secara bersamaan adalah kecilnya risiko ibu dapat terkena kondisi mastitis pada payudara. Mastitis adalah peradangan pada payudara yang biasanya disebabkan oleh infeksi. Radang terjadi karena Ibu tidak menyusui atau puting payudara lecet karena menyusui.
Kekurangan dari menyusui saat hamil adalah stamina ibu yang menurun, mudah lelah dan sering tidur karena energi yang terkuras. Untuk mengatasi rasa lelah berlebih ini, sang ibu perlu mengonsumsi lebih banyak makanan kaya protein sepanjang hari disertai dengan secara rutin melakukan olahraga ringan, banyak minum air dan menyempatkan untuk tidur siang.
Jika sang Ibu yang sedang menyusui ingin menjaga agar tidak terjadi kehamilan berikutnya, gunakan kontrasepsi minum dengan dosis rendah yang aman dikonsumsi selama menyusui. Konsultasikan kepada dokter agar dokter dapat memperikan pil yang mengandung progestin dan tidak mengandung estrogen, hormon yang dapat mengganggu proses laktasi atau produksi ASI.